Profil Desa Lawen

Ketahui informasi secara rinci Desa Lawen mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Lawen

Tentang Kami

Jelajahi Desa Lawen di Pandanarum, Banjarnegara. Kenali potensi kopi robusta berkualitas tinggi, pesona alam Curug Pitu, dan denyut ekonomi pertanian di dataran tinggi yang subur ini. Profil lengkap dan terkini mengenai desa agraris yang prospektif.

  • Pusat Kopi Robusta Berkualitas

    Perekonomian utama desa digerakkan oleh produksi kopi robusta berkualitas tinggi yang dibudidayakan di tanah vulkanik subur, menjadikannya komoditas unggulan dengan cita rasa khas.

  • Destinasi Ekowisata Potensial

    Memiliki daya tarik wisata alam unggulan, yakni Curug Pitu (Air Terjun Tujuh Tingkat), yang menjadi magnet bagi wisatawan dan berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata berbasis masyarakat.

  • Ketahanan Pertanian Dataran Tinggi

    Selain kopi, desa ini didukung oleh komoditas pertanian bernilai ekonomi lainnya seperti kapulaga dan cengkih, yang menunjukkan adanya diversifikasi pertanian sebagai fondasi ekonomi yang kuat dan tangguh.

Pasang Disini

Desa Lawen, yang berlokasi di dataran tinggi Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, kini semakin mengukuhkan posisinya sebagai wilayah agraris yang penting. Bukan hanya karena keindahan bentang alamnya yang memukau, desa ini merupakan salah satu sentra penghasil kopi robusta berkualitas yang namanya mulai diperhitungkan di tingkat regional. Didukung oleh kesuburan tanah vulkanik dan potensi wisata alam yang menjanjikan, Desa Lawen menyimpan prospek besar untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan.

Lokasi Geografis dan Kondisi Demografis

Desa Lawen secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Pandanarum, terletak sekitar 48 kilometer di sebelah utara dari ibu kota Kabupaten Banjarnegara. Posisinya yang berada di kawasan pegunungan menjadikan desa ini memiliki topografi berbukit dengan hawa yang sejuk, sangat ideal untuk kegiatan pertanian dan perkebunan.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan portal data Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Desa Lawen memiliki luas wilayah kurang lebih 6,38 km² atau 638,13 hektar. Wilayah desa ini berbatasan langsung dengan beberapa desa lain, yaitu:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Pasurenan

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Pandanarum

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Pasegeran

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pekalongan

Menurut data kependudukan tahun 2023, jumlah penduduk Desa Lawen tercatat sebanyak 4.549 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 713 jiwa per km². Angka ini menunjukkan distribusi populasi yang cukup merata, dengan sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Ketinggian lokasi dan kondisi geografis ini menjadi faktor penentu utama corak kehidupan sosial dan ekonomi masyarakatnya.

Kopi Robusta Lawen: Penggerak Utama Ekonomi Lokal

Potensi terbesar yang menjadi tulang punggung perekonomian Desa Lawen ialah komoditas kopi, khususnya jenis robusta. Ditanam di lahan dengan ketinggian dan karakteristik tanah yang sesuai, Kopi Lawen memiliki cita rasa khas yang kuat dan aroma yang tajam, menjadikannya produk unggulan yang diminati pasar. Para petani di Desa Lawen, yang sebagian besar tergabung dalam kelompok-kelompok tani, telah lama membudidayakan kopi secara turun-temurun.Dalam beberapa tahun terakhir, upaya peningkatan kualitas produksi semakin digalakkan. Pemerintah daerah bersama dengan lembaga terkait kerap memberikan pendampingan mengenai teknik budidaya yang baik, mulai dari pemilihan bibit unggul, pemeliharaan tanaman, hingga proses pascapanen. Salah satu praktik yang didorong yakni metode petik merah, di mana petani hanya memanen buah kopi yang sudah benar-benar matang. Metode ini terbukti secara signifikan meningkatkan kualitas biji kopi yang dihasilkan, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.Pengolahan pascapanen juga mulai berkembang, dari yang semula hanya menjual biji mentah (green bean), kini sebagian petani dan pelaku usaha lokal mulai mengolahnya menjadi produk kopi bubuk siap seduh dengan kemasan yang lebih modern. Inisiatif ini tidak hanya memberikan nilai tambah, tetapi juga membuka peluang wirausaha baru bagi warga desa dan memperkenalkan "Kopi Lawen" sebagai jenama yang patut diperhitungkan. Keberadaan komoditas ini secara nyata telah menopang pendapatan ribuan keluarga dan menjadi motor penggerak utama aktivitas ekonomi di tingkat desa.

Potensi Sektor Pertanian dan Perkebunan Lainnya

Meskipun kopi menjadi primadona, struktur ekonomi pertanian di Desa Lawen tidak hanya bertumpu pada satu komoditas. Lahan yang subur juga dimanfaatkan untuk menanam berbagai tanaman lain yang memiliki nilai ekonomi strategis. Salah satu komoditas penting lainnya yakni kapulaga. Tanaman rempah ini tumbuh subur di sela-sela kebun kopi atau di pekarangan rumah warga dan menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan.Selain itu, cengkih dan hasil hutan non-kayu juga turut menyumbang pada diversifikasi ekonomi pertanian di desa ini. Keberagaman komoditas ini menunjukkan adanya kearifan lokal dalam mengelola lahan secara efisien sekaligus menjadi strategi mitigasi risiko jika terjadi fluktuasi harga pada salah satu komoditas. Pemerintah terus mendorong diversifikasi ini sebagai bagian dari program ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani di kawasan dataran tinggi.

Pesona Wisata Alam: Curug Pitu dan Keindahan Tersembunyi

Selain kekayaan agraris, Desa Lawen dianugerahi potensi wisata alam yang luar biasa, dengan Curug Pitu sebagai daya tarik utamanya. Nama "Pitu" yang berarti tujuh dalam bahasa Jawa merujuk pada karakteristik air terjun ini yang memiliki tujuh tingkatan atau undakan. Setiap tingkatan menawarkan pemandangan dan pengalaman yang berbeda, menjadikannya destinasi yang menarik bagi para pencinta alam dan petualangan.Tingkat pertama dan kedua merupakan area yang paling mudah diakses oleh pengunjung. Di sini, wisatawan dapat menikmati kesegaran air yang jatuh dari ketinggian sekitar 20 meter sambil bermain air di kolam alami yang terbentuk di bawahnya. Untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi, diperlukan usaha lebih dengan menyusuri jalan setapak yang menanjak. Namun perjalanan tersebut akan terbayar lunas dengan pemandangan hamparan sawah, perbukitan hijau dan udara pegunungan yang bersih.Pengembangan Curug Pitu sebagai destinasi ekowisata menjadi salah satu fokus pemerintah desa dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat. Upaya ini diarahkan untuk menciptakan pariwisata yang berbasis masyarakat, di mana keuntungan ekonomi dapat dirasakan langsung oleh warga lokal, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Potensi ini, jika dikelola secara profesional, dapat menjadi sumber pendapatan alternatif yang menjanjikan bagi Desa Lawen.

Tantangan dan Arah Pembangunan Masa Depan

Sebagai desa yang berada di kawasan dataran tinggi, Desa Lawen menghadapi sejumlah tantangan yang lazim ditemui di wilayah serupa. Salah satu tantangan utama ialah akses infrastruktur, terutama kondisi jalan yang menghubungkan desa dengan pusat kecamatan maupun kabupaten. Peningkatan kualitas jalan menjadi prioritas untuk memperlancar distribusi hasil bumi, seperti kopi dan kapulaga, agar dapat menjangkau pasar dengan lebih cepat dan biaya yang lebih efisien.Tantangan lainnya terletak pada akses terhadap teknologi dan permodalan bagi para petani. Meskipun potensinya besar, adopsi teknologi pertanian modern dan akses ke lembaga keuangan formal masih perlu ditingkatkan untuk mendorong produktivitas dan skala usaha yang lebih besar. Selain itu, regenerasi petani menjadi isu penting untuk memastikan keberlanjutan sektor pertanian di masa depan.Ke depan, arah pembangunan Desa Lawen bertumpu pada sinergi antara optimalisasi sektor pertanian dan pengembangan ekowisata yang bertanggung jawab. Peningkatan nilai tambah produk kopi melalui hilirisasi, penguatan kelembagaan kelompok tani, serta promosi wisata Curug Pitu secara lebih luas merupakan langkah-langkah strategis yang sedang dan akan terus diupayakan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, Desa Lawen memiliki fondasi yang kuat untuk tumbuh menjadi desa agraris yang mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan.